Minggu, 10 Juli 2016

Keistimewaan Orang yang Berpuasa

| | 0 komentar



Keistimewaan Orang yang Berpuasa…
Assalamu’alaikum Wr Wb.

Rasulullah Saw. bersabda:

“Sesungguhnya di dalam surga terdapat satu pintu yang dinamakan pintu ‘al-Rayan’ yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa. Ditanyakan (oleh pintu tersebut): ‘Di manakah orang-orang yang berpuasa?’ Maka mereka pun masuk dari pintu tersebut. Setelah semua orang yang berpuasa memasukinya, pintu itu pun ditutup dan tak akan ada lagi yang masuk melaluinya.”
(HR. Muslim, dari Sahl Ibn Sa’d).
Dalam hadis tersebut Nabi Saw menerangkan keutamaan puasa dan kedudukan orang-orang yang berpuasa di sisi Allah. Atas keikhlasan dan kesabaran mereka dalam menjalankan ibadah puasa-dengan menahan lapar dan dahaga, mengendalikan hawa nafsu dengan sekuat tenaga, maka Allah mengistimewakan mereka dengan memasukkan mereka ke dalam surga melalui pintu khusus yang bernama “Al-Rayyan”. Kata ini berasal dari bentuk infinitif al-ray yang berarti pengairan, segar, dan juga pemandangan yang indah. Nama ini sesuai dengan keadaan orang-orang puasa yang menahan dirinya dari makan dan minum. Dan dahaga inilah yang lebih dominan dirasakan oleh orang yang sedang berpuasa dibanding rasa lapar.
Zain Ibnu al-Munir mengatakan:
“Rasulullah mengatakan pintu al-Rayyan ada ‘di dalam surga’ bukan mengatakan ‘bagi surga/pintu surga’, agar orang-orang merasa bahwa dalam pintu tersebut terdapat kenikmatan dan kenyamanan surgawi (kenikmatan di dalam kenikmatan). Maka hal ini akan menambah keinginan dan kerinduan kepadanya.”
Hadis di atas diriwayatkan juga oleh al-Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah, dari Sa’id Ibn ‘Abdurrahman, dan yang lainnya. Dan dalam riwayat ini terdapat tambahan: “Barangsiapa yang memasukinya (memasuki pintu al-Rayyan), maka akan meminum darinya. Dan barangsiapa meminum darinya, maka tak akan dahaga selamanya”.
Hal itu merupakan penghormatan dari Allah, Sang Pemelihara Alam kepada orang-orang yang berpuasa. Juga merupakan balasan bagi mereka atas keikhlasan menjalankan ibadah. Telah dimaklumi bahwa Allah akan menanggung pahala orang-orang yang berpuasa, sebagaimana dalam sebuah hadis:
“Puasa untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya.”
Pahala dan balasan Allah bagi orang-orang yang berpuasa adalah penuh, besar, dan tiada terhitung. Ada pun masuknya orang-orang yang berpuasa melalui pintu al-Rayyan ini merupakan tambahan pahala dan penghormatan semata.
Benar, surga mempunyai banyak pintu, di antaranya pintu bagi orang-orang yang taat menjalankan salat, pintu bagi orang-orang yang giat berjihad, pintu bagi orang-orang yang ikhlas berpuasa-yaitu al-Rayyan sebagaimana telah kita bicarakan, dan di antaranya ada pintu khusus bagi orang-orang yang suka bersedekah.
Dari Abi Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda:
“Barang siapa memberi nafkah isterinya di jalan Allah, maka akan dipanggil dari pintu surga, ‘Wahai Hamba Allah! Ini adalah pintu kebaikan.’ Barangsiapa termasuk ahli salat, maka akan dipanggil dari pintu al-Shalah. Barangsiapa termasuk ahli jihad, maka akan dipanggil dari pintu al-Jihad. Barangsiapa termasuk ahli puasa, maka akan dipanggil dari pintu al-Rayyan. Dan barangsiapa termasuk ahli sedekah, maka akan dipanggil dari pintu al-Shadaqah. Abu Bakar lantas berkata, ‘Demi engkau dan ibuku (ummul mukminin), ya, Rasulullah! Apakah seseorang harus dipanggil dari pintu-pintu itu, dan adakah seseorang yang dipanggil dari pintu-pintu itu seluruhnya?’ Rasulullah menjawab, ‘Iya. Dan aku berharap semoga engkau termasuk dari mereka.”
(HR. al-Bukhari).
Wassalamu’alaikum Wr Wb.
Read more...

Hijab

| | 0 komentar



Islam mengatur mengenai etika berpakian adalah dengan menutup aurat. Hijab salah satu bentuk model pakaian yang dapat menutup aurat yang ditawarkan. Kata hijab berasal dari kata hajaba, yang berarti bersembunyi dari penglihatan, yang juga berarti al-satr, suatu benda yang menjadi sekat bagi benda yang lain. Jadi hijab adalah sesuatu yang digunakan sebagai alat untuk memisah. Pemakaian hijab lebih dikhususkan pada isteri-isteri Nabi ketika mereka berbicara dengan laki-laki lain, mereka harus berbicara dibalik tabir  dengan  begitu  laki-laki yang bukan  mahram  (orang  yang  haram dinikahi) tidak bisa melihat sosok isteri-isteri Nabi, berdasarkan firman Allah:


"…Apabila  kamu  meminta  sesuatu  (keperluan)  pada  mereka  (isteri-isteri Nabi) maka mintalah dari belakang tabir". (Q.S: al-Ahzab : 53)

Ayat  lain  yang  memerintahkan  tentang  penggunaan  hijab  adalah Qur’an Surat an-Nûr ayat 30-31. Dari ayat yang tersebut kaum laki-laki diperintahkan untuk menahan diri dari pandangan yang mengarah pada perbuatan mesum, sedangkan kaum wanita tidak hanya diperintahkan untuk menahan pandangan tetapi juga diperintahkan untuk mentaati dan memperhatikan kehidupan sosial. Hal tersebut memperlihatkan bahwa untuk melindungi moralitas kaum wanita tidak hanya cukup dengan menghindari pandangan mata dan menjaga auratnya. pertanyaanya, Apakah Jilbab termasuk dari tuntunan Islam, silahkan Baca Pengertian Jilbab Cantik Nan Islami Ala Muslimah

Ayat tersebut berkaitan dengan beberapa persoalan, yaitu:

1. Menghindari pandangan atau ghadl al-bashar yang dimaksudkan untuk selalu mewaspadai zina mata. Arti ghadl al-bashar adalah tidak memandang untuk mencari kelezatan melainkan yang bersifat pendahuluan dalam pembicaraan saja dan merupakan pandangan yang tidak  disengaja, tidak diulangi dan tidak untuk mencari kepuasan.

Allah telah menetapkan bahwa kesempatan pertama melihat dapat dimaafkan sedangkan pandangan yang kedua tidak, seperti pesan yang disampaikan Nabi kepada Ali.


"Hai Ali janganlah sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan yang lainnya, kamu hanya boleh pada pandangan pertama adapun yang berikutnya adalah tidak boleh". (HR.Ahmad, Abu Daud, dan Tarmidzi). 

Rasulullah tidak melarang memandang wanita tetapi tujuan yang utama adalah untuk  mencegah akibat-akibat negatif yang bisa ditimbulkan, oleh karena itu beliau melarang melihat yang tidak ada manfaat sosial atau hanya didasarkaan pada motivasi seksual belaka.

2. Larangaan memamerkan perhiasan (aurat-nya). Larangan ini berlaku bagi para pria dan wanita tetapi ada sedikit perintah tambahan bagi kaum wanita yaitu tidak memamerkan perhiasanya pada pria bukan mahram, kecuali wajah dan kedua telapak tangan, karena pada dasarnya tubuh seorang wanita adalah aurat, yang mana seluruh tubuhnya harus di tutup kecuali wajah dan kedua telapak tangan. Selain itu, setiap orang dilarang juga untuk saling melihat aurat masing-masing berdasarkan sabda Nabi :


"Dari Abu Sa’id Al-Khudzry berkata: ”Rasulullah pernah bersabda: Janganlah kaum laki-laki melihat aurat laki-laki yaang lain dan perempuan melihat aurat perempuan yang lain dan tidak diperbolehkan dua laki-laki bertelanjang dalam satu kain atau dua perempuan dalam satu kain".(H.R: Muslim)

Aurat laki-laki adalah antara pusar sampai lutut sedangkan bagi perempuan seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan, oleh karena itu seorang wanita harus menutup tubuhnya sesuai dengan Qur’an Surat al-Ahzab ayat 59. Ayat tersebut mengandung maksud mendidik kaum wanita muslimah agar mengenakan busana luar yang modelnya sesuai dengan adat kesopanan masyarakat setempat, sehingga tidak menjadi gunjingan masyarakat. Sabab al-nuzûl ayat tersebut menurut Al-Wahidi, berkenaan dengan wanita mukmin yang keluar pada malam hari untuk keperluanya dan pada waktu itu orang-orang munafik mengganggu dan menghalangi mereka. Berkenaan dengan hal tersebut maka turunlah ayat di atas. Adapun menurut Imam As-Saddi, dikarenakan di Madinah ada rumah-rumah yang penduduknya sangat sempit, ketika malam hari para wanitanya keluar untuk memenuhi keperluanya, demikian juga orang-orang fasik, ketika mereka melihat wanita mengenakan qinâ (tutup kepala) maka mereka berkata, ”ini adalah perempuan merdeka, akan tetapi jika mereka melihat perempuan tanpa qinâ maka mereka mengatakan bahwa perempuan itu adalah budak dan mereka menganggunya.

Dari keterangan di atas dapat diketahui disyariatkan hijab tidak lebih dari ekspresi rasa malu yang tercermin dari sikap kaum wanita yang menutupi sisi sensualitasnya, ketika ia berinteraksi dengan pria bukan mahram, dan untuk menjaga dan mengantisipasi bahaya-bahaya yang akan menyebabkan kemerosotan moral kaum wanita.

Seorang wanita yang akan keluar dari rumahnya dan berinteraksi dengan pria bukan mahram, maka ia harus memperhatikan sopan santun dan tata cara busana yang dikenakan haruslah memenuhi beberapa syarat:

1. Meliputi seluruh badan kecuali yang diperbolehkan yaitu wajah dan kedua telapak tangan
2. Bukan berfungsi sebagai perhiasan
3. Tebal tidak tipis
4. Longgar tidak ketat
5. Tidak diberi parfum atau minyak wangi
6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki
7. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir
8. Bukanlah pakaian untuk mencari popularitas

Islam mengajarkan etika berbusana yang menutup aurat tidak lain adalah demi perlindungan terhadap pengguna (terutama kaum hawa), sehingga pelecehan seksual tidak terjadi. Dengan demikian harkat dan martabat kaum wanita akan terlindungi, kalau tidak ingin direndahkan maka hargailah diri sendiri
Read more...

Kehormatan dan Harga Diri sebagai Fitrah

| | 0 komentar



Kehormatan dan Harga Diri sebagai fitrah

Tidak bisa dipungkiri, manusia lahir di muka bumi ini dengan kondisi yang bersih. Terlahir dengan jiwa yang suci dan dihiasi dengan penciptaan yang sempurna. Wujud manusia telah dibentuk sedemikian cantik dan indah. tidak heran bila al-Qur’an menyebutkan bahwa manusia merupakan ahsanu Khuluqan. Tidak hanya berkutat pada masalah lahir, dalam diri manusia terdapat dua hal yang tidak dimiliki makhluk yang lainnya. Allah hanya memberikannya pada khalifah fi al-Ardhi sebagai titipan yang harus dijaga dan dilestarikan. Keduanya adalah akal adalah hawa nafsu. Keduanya mempunyai peran yang fundamental dalam membentuk karakteristik dan kepribadian seseorang. Sebagaimana telah disinggung di muka, mansia terlahir dalam kondisi yang sama. Mereka terlahir dalam kesucian dan bersih dari dosa. Fitrah manusia yang seperti ini, juga didukung dengan adanya akal dan nafsu. Seseorang harus memanage keduanya demi mempertahankan ke-fitrahannya.

Fitrah manusia mencakup beberapa hal yang sangat banyak. Paling tidak ada dua aspek kefitrahan manusia yang harus dilestarikan. Seseorang tidak diperkenankan hanya memperhatikan salah satu dari keduanya. Keduanya harus dijaga dan dilestarikan seacara berbarengan. Pertama, aspek lahir dan yang kedua adalah aspek batin.aspek lahir merupakan segala sisi kehidupan manusia sebai makhluk yang lahir dan tampak. Dalam diri manusia terdapat hal-hal indah yang harus senantiasa diperhatikan dan dikembangkan sebagai wujud tanggung jawab dan rasa syukur kepada Tuhan yang memberikan anugerah-Nya. Mata harus senantiasa dipakai untuk memandang serta menatap hal-hal yang menjadikannya dekat kepada Allah, mencari jalan demi mendapatkan ridha-Nya. Telinga harus selalu dimanfaatkan untuk mendengarkan berbagai nasihat dan mauidhah yang mengarahkannya kepada jalan lurus sesuai dengan syariat Islam. Begitu juga dengan kedua kaki, seseorang harus berjalan dan mengarungi dunia dengan penuh semangat dan harapan tinggi demi mendapatkan cahaya Ilahi yang selanjutnya membimbingnya mendapatkan kebahagian di dunia maupun di akhirat. Dan begitu juga dengan beberapa aspek lahir yang lain.sedangkan aspek batin mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan jati diri manusia. Harkat, derajat dan mrtabat manusia harus diperjuangkan demi menjaga kehormatan dan kemuliaannya sebagai makhluk yang diberi kekuatan oleh Allah .
Rasa diri terhormat (baca: kehormatan diri), tidak sudi untuk tunduk kepada gemerlapnya dunia dan terjerumus dalam jurang kehinaan termasuk sifat-sifat yang menonjol yang diserukan oleh agama islam, ditanamkam dalam lubuk hati setiap sanubari, dan dipelihara kesuburannya dengan akidah dan ajaran-ajaran syari’at .[1]

Umar bin Khattab R.A. pernah mengatakan: “Aku menyukai orang yang bila menghadapi perlakuaan semena-mena ia menolak dan dengan tegas mengatakan:Tidak”. Ungakapan ini mengandung Ibroh yang harus dipahami dan direalisasikan dengan cerdas. Secara eksplisit, ini menunjukkan sikap ketegasan dan keberanian seorang muslim dalam menolak serta memerangi kebatilan. Di sisi lain, secara implist ungkapat ini menganjurkan kepada segenap umat Islam utuk menjaga kehormatan dan harga diri. Seseorang tidak boleh merelakan kehormatan dirinya dijajah oleh kebatilan baik yang dilakukan orang lain kepada maupun yang dilakukannya sendiri yang menyebabkan turun dan hancurnya kehormatan dirinya.


Urgensi menjaga kehormatan dan Harga diri             

Dalam menghadapi dunia yang modern ini, ada sebagian orang yang hanyut di dalamnya. Modernitas seakan mengharuskan adanya sikap dan gaya hidup yang serba materialistik dan hedonistik. Bekerja keras dan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya seakan menjadi tuntutan yang harus segera terpenuhi bahkan tidak sedikit dari mereka yang mendewakan harta benda yang notabene merupakan hiasan dunia saja. Kemulian dan nilai manusia sering kali di ukur melalui harta yang dimiliki, pangkat dijadikan tujuan hidup dan diyakini sebagai kenikmatan yang selamanya dan tidak akan hangus begitu saja.

Anggapan keliru tersebut sering kali menyebabkan manusia memaksakan diri untuk mendapatkan segala sesuatu yang diinginkan. Mereka tidak menyadari adanya kelemahan pada dirinya yang kemudian menyebabkan pada sikap yang tidak profesional bahkan mugkin juga ia akan terperosok di jurang kehinaan dan tidak mengenal harga diri. Tidak mengherankan jika ditemukan di wilayah sekitar kita beberapa fenomena menggelikan bahkan membuat kita harus mengelus dada seakan tidak dapat melakukan apa-apa. sumber mata pencaharian yang seharusnya bersih dari kehinaan berbalik menjadi pusat pengumpulan harta yang menjijikkan sekaligus menjadi tempat mengekplorasikan nafsu birahi semata. Sebut saja PSK, mereka terbawa arus modernitas yang mengharuskan mereka untuk melakukan segala sesuatu demi mendapatkan beberapa lembaran uang dari para hidung belang yang tidak bertanggung jawab. Sebagaian dari mereka melakukan pekerjaan mesum ini dengan alasan kebutuhan ekonomi yang mendesak. Bagaimanapun alasannya, pekerjaan semacam ini dilarang oleh syari’at agama. Agama memang mengajak umatnya untuk selalu berusaha keras dalam bekerja dan beramal agar dapat mempertahankan hidup dan keturunannya, tetapi agama juga memberikan pelajaran dan bimbingan kepada uamatnya untuk memcari rizeki dengan cara yang benar tanpa menurunkan harkat, martabat dan derajat. Rasulullah SAW telah lama memberikan rambu-rambu kepada umatnya untuk selalu menjaga kehormatan dan harga dirinya baik ketika mencari penghidupan maupun dalam kndisi apapun. Beliau bersabda:
أطلبوا الحوائج بعزة النفس فإن الآمور تجري بالمقادر

Mintalah kebutuhan dengan menjaga harga diri, karena semua urusan berlangsung menurut takdir ilahi.

Sebagaimana telah dipaparkan diatas, Biasanya orang bersedia merendahkan diri sendiri dan mau diperlakukan tidak hormat hanya disebabkan oleh salah satu dari dua alasan: yatu ingin mendapatkan rizeki atau karena takut binasa. Yang mengherankan, pada hakikatnya manusia telah mengetahui baik umur, jodoh dan rizeki semuanya berada di tangan Allah SWT, Tetapi hal ini acap kali dilupakan. Yang selanjutnya menyebabkan kelalain mereka yang berujung menjadi ketakutan yang dasyat yang mengancam kehidupan mereka. Saking takutnya, mereka berkenan untuk menjual harga dirinya dengan berbagai macam cara.

Seorang yang memiliki harga diri akan lebih bersemangat, lebih mandiri, lebih mampu dan berdaya, sanggup menerima tantangan, lebih percaya diri, tidak mudah menyerah dan putus asa, mudah memikul tanggung jawab, mampu menghadapi kehidupan dengan lebih baik, dan merasa sejajar dengan orang lain.
Kiat-kiat meningkatkan harga diri

Tidak hanya dilindungi, seorang muslim harus meningkatkan harga dirinya, bukan karena prestice, upaya untuk meningkatkan harga diri telah dianjurkan oleh agama melalui ayat-ayat al-Qur’an ataupun hadits Nabi.

Ada beberapa hal yang dapat membantu seseorang dalam meningkatkan harga dirinya, diantaranya:

1. Mengenali diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan. Kadang- kadang kita tidak memiliki harga diri yang tinggi karena kurang mengenali kelebihan dan kekurangan yang kita miliki. Sering kali orang merasa kurang memiliki sesuatu yang dapat dikembangkan bagi dirinya, padahal setiap orang lahir dengan banyak potensi diri. salah satu cara untuk mengenal diri sendiri adalah dengan cara bercermin, baik dengan kaca atau menulis di kertas, mana potensi-potensi yang bisa kita kembangkan atau tunjukan ke orang lain, dan mana yang harus kita tinggalkan.

2. menerima diri seperti apa adanya. Orang yang dapat menerima diri sendiri apa adanya tidak akan menyesali segala yang terjadi dalam menghadapi kenyataan. Kalau kita mampu menerima diri kita, tentu saja kita mampu menghadapi lingkungan secara baik dan dapat menghadapi perosalan- persoalan dengan besar hati. Yang harus dipahami, kadang kita menganggap sesuatu yang ada pada diri kita jelek, tetapi orang lain tidak. Artinya, apa yang ada pada diri kita harus diterima dan dikembangkan. Begitu juga sebaliknya.

3. Memanfaatkan kelebihan. Kelebihan yang kita miliki harus dikenali terlebih dahulu, selanjutnya digunakan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin.

4. meningkatkan keahlian yang dimiliki. Kemampuan, keahlian dan keterampilan yang kita miliki memberikan sumbangan untuk meningkatkan harga diri kita. Selanjutnya akan berpengaruh psitif pada semua aspek kehidupan kita.
5. memperbaiki kekurangan. Tidak dapat dipungkiri, setiap manusia mempunyai kekurangan, kekurangan seseorang berbeda dengan yang lainnya. Kita harus mengenal kekurangan yang ada pada diri kita. Kalau kita tidak mengenalinya, maka keinginan untuk memotivasi dan mengembangkan diri kita ke arah yang lebih baik akan sulit direalisasikan. Dengan mengenal kekurangan, kita dapat belajar dari kekurangan tersebut dan selanjutnya memperbaikinya dengan segala sesuatu yang lebih baik.

6. percaya dan mengembangkan pemikiran bahwa kita sama dan sederajat denagn rang lain. Setiap orang berbeda, perbedaan itu bisa ada pada sektor ekonomi ataupun strata sosial. Tetapi, semuanya mempunyai posisi yang sama pada wilayah hak dan kesempatan. Pemikiran itulah yang harus selalu dikembangkan dan dilestarikan demi menumbuhkan sifat optimisme yang kuat.
Read more...

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©